Nama Deddy Mizwar tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia.berbagai macam karyanya yang penuh dengan kritik dan semangat nasionalisme seakan membelalakkan mata kita tentang apa yang terjadi di dalam negeri kita tercinta ini.Setelah kisah Nagabonar yang sangat inspiratif,kini sang maestro Deddy Mizwar kembali menelurkan karya emasnya di kancah perfilman Indonesia yang di beri judul “Alangkah Lucunya Negeri Ini” .Dari judul saja mungkin kita sudah terheran-heran apa sih yang lucu atau mungkin bisa disebut salah mengingat sebagian besar karya Deddy Mizwar penuh dengan kritik hingga sampai difilmkan oleh sutradara sekaliber Deddy Mizwar.
Dan seperti karya-karya Deddy Mizwar kebanyakan,Deddy Mizwar bahkan turun langsung menjadi pemain di dalam film ini,Satu hal yang menurut saya patut di apresiasi mengingat berapa umur Deddy Mizwar sekarang namun dia tetap semangat di setiap karya-karya emasnya,Salah satu sikap profesaionalisme yang jarang saya jumpai sekarang ini di ranah perfilman Indonesia .
Kisah Ini dimulai dengan pertemuan anatar Muluk,seorang sarjana yang sudah 2 tahun tidak mendapat pekerjaan yang bias dia banggakan kepada ayahnya dengan Komet,seorang pencopet jalanan belia.Tidak disangka pertemuan antara Muluk dan Komet membuka sebuah peluang perkerjaan bagi Muluk yang notabene penggangguran.Muluk menawarkan jasa pengelolaan keuangan kepada Jarot yang merupakan bos dari Komet dan teman-temannya.Setelah berhasil meyakinkan Jarot,Muluk sedikit demi sedikit mulai mengelola keuangan “perusahaan copet” tersebut.
Waktu demi waktu berlalu Muluk mulai dekat dengan Komet dan kawan-kawannya.Hingga akhirnya hati kecil Muluk muali berkata ia harus merubah nasib para pencopet belia tersebut.Dia pun membawa seluruh bantuan yang ia miliki termasuk teman dan keluarganya.Namun hal itu bukanlah hal yang mudah ayahnya menolak keras uang yang ia dapatkan dari hasil pencopet tadi.
Film ini banyak mengandung permasalahan yang sering timbul di masyarakat,kita tengok saja Komet dan kawan-kawannya yang merupakan potret buruk dari kemiskinan yang melanda negeri ini.Lalu permasalahan agama tidak lupa dikupas disini.Namun saya salut dengan Deddy Mizwar yang mengemas berbagai macam masalah tadi dengan baik dan menarik sehingga kita tidak merasa bosa dan menganggu.Di akhir cerita terdapat suatu scene yang menurut saya sangat emosional yaitu ketika muncul pernyataan “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara “ Tidak asing bukan ?yap,itu adalah bunyi pasal 34 UUD 1945 .Sungguh sangat mengena sekali scene tersebut dan menurut saya itulah inti dari film ini.
0 komentar:
Posting Komentar